Review Film Step Up 3 [3D]
Review Film Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole 3D
Naskah : John Orloff, Emil Stern.
Tanggal Rilis : 28 September 2010 (Indonesia)
Genre : Animasi, Adventure, Family.
Rating : PG.
Durasi : 90 Menit.
Produser : Zareh Nalbandian.
Distributor : Warner Bross.
Melihat seorang sineas muda mulai bersahabat dengan burung hantu dalam bentuk Animasi tiga dimensi mungkin terlihat wajar kecuali dia adalah sineas potensial yang selalu memberi kita sebuah film berating R (hanya diperuntukkan bagi penonton dewasa) dalam seluruh katalog karya sinematik sebelumnya, saya pribadi mengenal sineas kelahiran Wisconsin Amerika Serikat tanggal 1 Maret 1966 ini pertama kali lewat penuturan kisah horror bergenre zombie tentang kekacauan dunia saat wabah mengerikan menyebar kurang dari 24 jam dan membuat milliaran manusia menjadi mayat hidup penuh kegilaan tahun 2004 lalu, sebuah remake dari judul lawas tahun 1978 karya George A Romero dengan title lengkap Dawn Of The Dead. Zack Snyder memulai debut penyutradaraan film layar lebar dengan sesuatu yang berdarah-darah, sekuens yang menegangkan dibangun dengan bayang-bayang brutalitas dari ribuan zombie menjijikkan itu sendiri, mengerikan membayangkan semuanya terjadi begitu cepat, tidak pasti dan tanpa peringatan apapun.
Snyder dianggap sebagai sineas yang kembali mempopulerkan genre Zombie kepermukaan setelah sekian lama terpendam dalam liang lahat, namun di tahun 2007 Snyder merilis film adaptasi dari sebuah komik karangan Frank Miller berjudul 300. Sajian kolosal penuh dengan naluri kekerasan dan berujung perang akbar disebuah celah bukit sempit bernama Thermopylae yang mempertemukan Gerard Butler sebagai Leonidas, pemimpin 300 pasukan Sparta dengan Rodrigo Santoro sebagai penguasa tiran dari Persia beserta jutaan pasukannya yang terdiri dari sekumpulan manusia terlatih, hewan buas dan monster mengerikan serta memadukannya dengan musik rock yang keras. Bantuan teknologi efek visual komputer hampir 90% durasi dan adegan slow-motion setidaknya mengubah intensitas nudity & violence karya kedua Snyder menjadi tampak lebih lugas dan berkelas, visualisasinya lebih mengarah ke art. Namun bagaimanapun itu, 300 tetaplah film brutal dengan pamer visual muncratan darah dimana-mana, kepala dipenggal dan tumpukan mayat bergelimpangan.
Rekam jejak perjalanan Snyder kemudian singgah di Amerika beberapa abad lalu saat ketegangan antara Amerika dan Russia mengalami pasang surut, film noir superhero era klasik yang menguak peristiwa penting tentang siapa pelaku pembunuhan Presiden John F Kennedy, kemenangan Amerika melawan Vietnam dengan bantuan salah satu superhero berwarna biru akibat radiasi nuklir bernama Dr. Manhattan/Jon Osterman (yang diperankan oleh aktor film Almost Famous – 2000, Billy Crudup) adalah sekelumit mengenai komplektisitas film yang di adaptasi dari selusin novel grafis karya Alan Moore dan Zack Snyder berhasil melaluinya dengan bryllian. Eksplorasi yang mengubah tatanan sejarah panjang politik negeri Paman Sam hanyalah bagian luar karena Snyder kemudian mengajak kita untuk lebih intens memasuki wilayah yang lebih spesifik dan lebih kelam yakni sisi kemanusiaan yang ditampilkan begitu getir dan sakit, hampir semua karakter pahlawan ditampilkan mempunyai komplikasi serius diranah itu dan itulah yang membedakannya dengan film Dawn Of The Dead (2004) dan 300 (2007).
Membaca silsilah sinematik sineas dengan aura khas yang kelam ini kemudian mencoba memberi kita sebuah film untuk konsumsi keluarga (khususnya anak-anak dibawah umur) yang bergenre kartun animasi dan didapuk menjadi sajian teknologi tiga dimensi (3-D) adalah pertanda yang mengejutkan, saya membayangkan beberapa burung hantu berseteru dengan cara saling mencabik-cabik hingga tewas dan tabrakan keras helm yang mereka pakai hingga memercikkan api sebelum saya benar-benar menyaksikannya dibioskop (lewat tayangan 3-D) tanggal 04 Oktober lalu di Supermal Pakuwon Indah, Surabaya. Film tentang pertarungan antara yang baik dan yang jahat ini juga sekaligus menambah daftar film animasi tahun 2010 yang rata-rata memang dibuat secara 3-D untuk meraih lebih banyak lagi pemasukan bagi studio, ya karena harga tiket 3-D dua kali lebih mahal ketimbang yang reguler. Sebelumnya ada Hiccup yang berhasil menjinakkan puluhan naga liar dalam How To Train Your Dragon dibulan Maret, menjadikannya salah satu karya terhebat dari Dreamwork meski berada dibawah Kungfu Panda.
Shrek Forever After yang juga karya Dreamwork, pendatang baru yang menghadirkan ribuan makhluk kuning lucu dan imut bernama minions tentang perseteruan abadi dua penjahat untuk menunjukkan siapa yang paling hebat (dalam hal kejahatan) diantara keduanya dalam film Despicable Me yang kemudian disusul oleh Lee Unkrich yang mengarahkan animasi hebat perjalanan panjang persahabatan antara mainan dan majikannya (Andy) dalam mahakarya persembahan dari dedengkot raksasa film animasi, Pixar Animation Studio berjudul Toy Story 3 dengan short filmnya, Day And Night. Mendapati Snyder berada ditengah-tengah ke empat film animasi diatas, serta mengkorelasikannya dengan ketiga karyanya yang penuh dengan kekerasan membuat saya tersenyum dan bertanya-tanya tentang sehebat apakah yang melatarbelakangi Snyder bersedia mengarahkan kisah burung hantu adaptasi dari novel karangan Kathryn Lasky, meski bisa dibilang efek 3-D nya terasa nendang alias eye-popping banget seperti terasa keluar dari layar terutama saat salah satu tokoh burung hantu (Soren) berlatih dibawah badai ditengah lautan.
Selain bergumul dengan genre baru, Snyder juga merilis Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dibulan sepi pasca pesta summer (dari bulan Mei hingga bulan Agustus), Oktober dan itu adalah jadwal baru karena ketiga karya sebelumnya selalu jatuh pada bulan Maret sesuai dengan bulan kelahirannya (dan juga bulan kelahiran saya-promosi, hehe *gak nyambung*) sangat berisiko dan terbukti demikian, Snyder mulai meniru jejak langkah Ice Age 3 : Dawn Of The Dinosaurs yang dirilis dibulan Juli 2009, padahal dua seri Ice Age sebelumnya, Ice Age (2002) dan Ice Age : The Meltdown (2006) sama-sama dirilis bulan Maret, ketiganya secara berurutan menghasilkan box office (wilayah domestik, USA) sebesar 176 juta dollar untuk yang pertama, 195 juta dollar untuk yang kedua dan 196 juta dollar untuk yang ketiga. Sedangkan keempat karya Snyder secara berurutan tahun rilis menghasilkan pendapatan box office sebesar 59 juta dollar untuk Dawn Of The Dead (2004), 210 juta dollar untuk film 300 (2007), 107 juta dollar untuk Watchmen yang dirilis tahun 2009 dan 31 juta dollar pemasukan sementara (minggu kedua hingga 3 Oktober 2010) untuk Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dengan opening hanya sebesar 16 juta dollar saja alias terendah dan lebih rendah ketimbang opening Dawn Of The Dead (26 juta dollar)
Jika saya boleh menerka dan menyimpulkan, Snyder melihat potensi Ga’Hoole seperti melihat 300 versi burung hantu, melihat bahwa The Guardians adalah pasukan Sparta yang jumlahnya sedikit melawan kekuatan gelap yang juga digambarkan memiliki aura mistis yang menyebut dirinya Pure Ones sebagai penguasa lalim, layaknya Xerses dengan kaki tangannya yang jahat dan mistis namun dengan cara yang lebih halus nan lembut yang diwakili oleh karakter burung hantu mungil yang masih berusia belia bernama Eglantine (kalau tidak salah menyebut nama) Begitupula dengan alasan bahwa dia ingin membuat karya yang akan ditonton dan disukai oleh anaknya, okelah itu bisa diterima dan memang terlihat lembut diawal kisah saat kedua golongan baik The Guardians maupun The Pure Ones masih dalam bentuk legenda yang sering diceritakan oleh ayahnya, Noctus (diperankan oleh Hugo Weaving) dan diyakini oleh Soren (diperankan oleh Jim Sturgess) dan seluruh keluarganya kecuali salah satu saudaranya, Kludd (diperankan oleh Ryan Kwanten) yang diakhir kisah akan membelot dan mengabdi menjadi pasukan paling setia Pure Ones pimpinan Metalbeak (diperankan oleh Joel Edgerton).
Namun jangan lupa meski tanpa rating R seperti yang biasa Snyder lakukan, naluri brutalitas dengan nada khasnya juga muncul disini, dia benar-benar mem-back-up 300 kedalam Ga’Hoole lewat pertarungan epic puluhan ksatria tangguh burung hantu yang terbukti masih keras dan ya bayangan saya ternyata menjadi kenyataan, mereka saling mencabik-cabik diudara menggunakan helm bahkan cakar yang dibalut dengan besi yang sangat tajam plus slow-motion menakjubkan minus muncrat darah dan daging berceceran tentunya. Saya lantas membayangkan apa yang akan terjadi jika ini bukan lagi versi untuk konsumsi bocah SD? Dan saya pikir Animal Logic telah berbuat dosa dengan mengotori tangannya karena berani memvisualisasikan kekerasan dalam film ini kecuali aksi kocak film pendek 3-D berjudul Fur Of Flying buatan Warner Bross yang menghiasi layar sebelum film Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dimulai, sebab bagaimanapun saya belum melihat yang seperti itu di Happy Feat (dirilis tahun 2006) yang lebih bersahabat dengan tari-tarian dan berteman baik dengan Oscar selain karena suasananya yang memang putih bersih. Hanya saja, hasil rendering animasi dari Animal Logic memang terbukti sangat halus dan hidup.
Pembuktian bahwa pertemanan Snyder dengan Burung Hantu ternyata tampil mengesankan plus imbuhan slow-motion beserta chaostic-nya yang menegangkan, hebatnya, perlu diketahui bahwa saat ini Snyder sedang mulai memikirkan sekuel 300 yang berjudul Xerses serta kabar besar saat Sutradara The Dark Knight (2008) dan Inception (2010) yang duduk sebagai Produser film Superman terbaru itu memanggil dan menugaskan Zack Snyder sebagai sutradara film Superman yang ber-sub judul The Man Of Steel yang menurut rencana dari Warner Bross harus sudah dirilis tahun 2012 nanti. Sebelum itu, film terdekat yang kini sudah dalam tahap penyelesaian akhir berjudul Sucker Punch akan dirilis bulan Maret 2011 sekaligus mengembalikan Snyder ke bulan seperti rilisan seluruh film karyanya (kecuali Ga’Hoole) Sucker Punch sendiri banyak yang menyebutnya sebagai Alice In Wonderland with machine gun! Memiliki premis tentang mimpi dunia fantasy lima cewek tangguh, versi lebih atraktif dari karya Christoper Nolan, Inception (2010). Bocoran dari cuplikan trailer yang sudah banyak beredar di internet, banyak hal yang kita lihat disini, seperti campuran buah dalam blender. Ada desingan senjata api dan ratusan selongsongan peluru, pesawat tempur klasik yang bersetting era Perang Dunia, sabetan pedang samurai, gembong mafia berjas-dasi dan bergelut dengan robot canggih bermuka lucu serta semburan api dari mulut naga yang mengerikan, sangat sulit mencari korelasinya kecuali toh dalam mimpi semua hal dapat terjadi. Apakah anda sudah siap menunggu ketiga proyek filmnya hadir dibioskop hingga dua tahun kedepan?
Title : Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole 3-D Date : Monday, 04 Oktober 2010 Time : 12.00 – 13.30 WIB Auditorium : Row B, Seat 10, Studio 02 Location : Supermal Pakuwon Indah/PTC (SUPERMAL XXI) Price : IDR 30.000
KH. AHMAD DAHLAN (SANG PENCERAH)
Sutradara : Hanung Bramantyo.
Naskah : Hanung Bramantyo.
Produser : Raam Punjabi.
Durasi : 123 Menit.
Genre : Drama, Biopik, Kolosal.
Tanggal Rilis : 8 September 2010.
Musik : Tya Subiakto.
Produksi : Multivision Plus Pictures.
Share This Post With :
Riwayat Tiket Bioskop :
Title : Sang Pencerah
Date : Saturday, 18 September 2010
Time : 14:30 WIB
Auditorium : Row A. Seat 09. Studio 01
Location : Surabaya Town Square (SUTOS XXI)
Price : IDR 35.000;00
FILM DARAH GARUDA : MERAH PUTIH II JELAS LEBIH BAGUS KETIMBANG MERAH PUTIH
Title : Darah Garuda (Merah Putih II)
THE DARK KNIGHT, WHY SO SERIOUS?
PETUALANGAN BARU KELUARGA PEVENSIE BERSAMA PANGERAN CASPIAN
Satu hal pasti yang menyamakan antara J.K. Rowling pencipta berjilid-jilid kisah dunia sihir Harry Potter, J.R.R. Tolkien dengan Lord Of The Ring-nya yang dahsyat nan megah serta C.S. Lewis si pengarang kisah Narnia yang dipimpin oleh singa bijak, Aslan (disuarakan oleh Liam Neeson), tak lain adalah kekuatan imajinasi mereka. Saya mungkin melewatkan kisah pertamanya yang dirilis akhir tahun 2005 itu, berbarengan dengan Kingkong dan waktu itu saya lebih memilih melototin kera setinggi 10 meter itu berkelahi dengan T-Rex. Dapet traktiran nonton dari saudara sepupu yang sedang merayakan hari ulang tahun di Supermal 21 untuk film bertitle lengkap The Chronicles Of Narnia : Prince Caspian berhasil mengubah pendapat saya terhadap film ini, pilihan film sebelumnya adalah Speed Racer dan saya mulai menyukai suara khas Neeson yang kharismatik itu.
Bioskop : The Chronicles Of Narnia : Prince Caspian – Sunday, 18 Mei 2008, 14:45 WIB, Row H, Seat 20, Studio 01, Supermal Pakuwon Indah (SUPERMAL 21), IDR : 25.000
Mungkin cukup berlebihan, tapi ini nyata, sejak nonton sekuel film ini saya tambah penasaran sekuel ketiganya bakal seperti apa. dan wooww ini adalah pertama kali dalam sejarah saya baca novel! dan itu adalah Narnia dengan judul The Voyage Of The Dawn Treader, saya menyelesaikannya dalam waktu semalam. Kembali ke film, agak disayangkan meski asupan actionnya bertambah, villain kali ini justru “hanya” dari golongan manusia biasa sehingga saya pikir bagaimanapun pertempuran akan berakhir kurang seimbang. Penyelamat film ini tentu adalah Aslan si singa agung penunggu Narnia itu, hanya saja anda harus menunggu untuk bertemu dengannya, selanjutnya adalah scoring megah gubahan Harry Gregson-Williams dan persembahan manis (berupa lagu) dari Regina Spektor diujung kisah. Oh ya meski banyak desingan pedang mengiris-miris dan korban mulai berjatuhan, tapi toh film ini memang ditujukan buat kalangan muda, saya tidak melihat pertumpahan berdarah disini, setidaknya secara visual.
MANUSIA STRIKAAN (IRON MAN) ITU BUKAN SUPERHERO
Riwayat Tiket Bioskop : Iron Man – Friday, 16 Mei 2008, 19:15 WIB, Row E, Seat 05, Studio 03, Plaza Surabaya/Delta Plaza (DELTA 21), IDR : 15.000,00
TRANSFORMERS
Saya sangat senang sekali saat mendengar salah satu serial TV favorit saya dulu waktu kecil kini akan dibuat versi live action dengan menugaskan sineas slam-bang yang sukses membuat bising plus mengharukan, Armageddon tahun 1998 yang lalu, memporak-porandakan pelabuhan di Pearl Harbour (2001) dan suka menghancurkan hingga berkeping-keping apapun dijalanan (Bad Boys II-2003 dan The Island-2005) dipantau langsung oleh Steven Spielberg si jago fiksi-ilmiah sutradara E.T (1982), A.I (2001), Jurassic Park (2001) dan War Of The World (2005) lantas bagaimanakah hasilnya? saya hanya terganggu dengan konsep nerd yang kebetulan juga diangkat Die Hard 4 distudio sebelah selain karena adegannya kelewat cepat dan sedikit menyilaukan, okelah yang kedua memang ciri khas Micahel Bay tapi untuk yang pertama saya tidak tau apa yang dipikirkan olehnya, mungkin dia ingin sedikit bermain-main? jika memang demikian, mengapa tidak memasang Will Smith saja yang jago komedi. Saya suka film Bad Boys (1995) terutama sekuelnya, Bad Boys II (2003), separuh durasi mereka (Will Smith dan Martin Lawrence) berimpovisasi dan itu berhasil.
DIE HARD 4.0, JOHN MCLAINE BAGAI JAM ANALOG DI ERA DIGITAL
Bruce Willis dan Die Hard adalah pasangan serasi sejak era 80’an, selalu berada ditempat dan waktu yang salah namun berlanjut dengan aksi nekat mengikuti insting. Semuanya berhasil meski harus ditempuh dengan susah payah, hanya seja perlu diingat bahwa Willis (lewat film ini) adalah tokoh superhero real Amerika. Dia sakti mandraguna, tahan peluru, dan mampu menghancurkan pesawat tempur F-35 dengan tangan kosong, namun bermasalah dengan keluarga, dia sudah lama menyendiri dan kurang akur dengan anaknya sendiri (Lucy, diperankan oleh Mary Elizabeth Winstead), tambah urakan, serta sangat gaptek. Bagian terakhir inilah yang menjadi tema utama Die Hard 4 yang berjudul Die Hard 4.0 atau Live Free Or Die Hard, John McLaine (Willis) bagaikan jam analog di era digital dan berteman dengan hacker muda (Matthew Farrel, diperankan oleh Justin Long), untuk mempermudahnya membekuk villain terbarunya yang berprofesi sebagai hacker (Thomas Gabriel, diperankan oleh Timothy Olyphant) sekaligus menyelamatkan anaknya yang disandera.
Apa yang akan dilakukan oleh seorang hacker jahat yang mampu menguasai seluruh jaringan di negara sebesar Amerika? semuanya seperti sangat mudah dan menegangkan, mengontrol traffic light sesuka hati, meledakkan PLTU hanya dari sebuah laptop berukuran 13 inci, namun bukan McLaine namanya jika tidak bisa melewati itu semua. Adegan favorit saya adalah ketika Matt dan McLaine terjebak diterowongan lalu tiba-tiba sebuah mobil melayang dan… kaboooomm, kerenn! Sebenarnya banyak hal yang tidak masuk akal disini, tapi daya actionnya lumayan berhasil menutupi itu. Enjoy!
AKHIR PETUALANGAN KAPTEN SLEBOR, JACK SPARROW
Seperti halnya Trilogy Matrix karya Wachownski brother yang melakukan syuting film Matrix 2 (Reloaded) dan Matrix 3 (Revolution) secara back-to-back dan menghasilkan dua perbedaan jauh baik dari segi kualitas dan kuantitas, Reloaded mendapat respon sangat positif dari kritikus karena muatan filosofinya yang berat dan memerlukan intelegensia yang cukup untuk memahaminya. Artinya, semua itu tidaklah mudah dicerna. Penggabungannya dengan action yang entertaining (terutama car chase dijalan tol 101) berhsil mengeruk uang penonton hingga 281 juta dollar (domestik) dan itu jelas berbanding terbalik dengan kenyataan difilm ketiga. Akhir kisah kapten slebor, Jack Sparrow juga dibuat dengan teknik yang sama dan sialnya juga mendapat respon yang sama. Ya Dead Man Chest (2006) dan At’s world End (2007) dibuat secara bersamaan namun dirilis ditahun yang berbeda, jika yang kedua berhasil menjulang langit ditangga Box Office sebanyak 423 juta dollar (sekaligus menjungkalkan Superman Returns) maka yang ketiga seperti langsung terjerumus termakan Kraken yang dikisahkan terbunuh disini (309 juta dollar). Saya pikir Gore Verbinsky terlalu gegabah merilis film ketiga ini langsung ditahun setelahnya, bahkan peran Chow Yun Fat (Sao Feng) dan kembalinya Geoffrey Rush (Barbossa) serta cameo gitaris Rolling Stones, Keith Richard (Teague) yang menjadi isnpirasi Johnny Depp untuk menjiwai karakter Jack Sparrow sama sekali tidak membantu mendulang untung secara box office (beserta respon positif dari kritikus) untuk menyamai seri keduanya, melihat Naomi Harris (Tia Dalma) yang tidak lain adalah Calypso (monster kepiting) yang merubah akhir kisah ini menjadi perang akbar antara ratusan kapal penjajah inggris dan beberapa kapal gabungan pembajak terkenal seluruh dunia dengan pusaran lautnya yang ganas, tapi coba berapa kapal yang berperang saat pusaran raksasa ini sedang mengamuk?
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Blog Stats
- 81,985 hits
Archives
- July 2011 (4)
- June 2011 (3)
- March 2011 (1)
- December 2010 (1)
- November 2010 (10)
- October 2010 (27)
- September 2010 (1)
- August 2010 (6)
- July 2010 (24)
- June 2010 (17)
- May 2010 (13)
- April 2010 (16)
- March 2010 (27)
- February 2010 (21)
- January 2010 (9)
- December 2009 (15)
- November 2009 (5)
- September 2009 (3)
- August 2009 (1)
- July 2009 (2)
- June 2009 (4)
- May 2009 (1)
- April 2009 (2)
- March 2009 (1)
- February 2009 (2)
- January 2009 (1)
- October 2008 (1)
- September 2008 (1)
- August 2008 (1)
- July 2008 (5)
- June 2008 (2)
- May 2008 (4)
- March 2008 (9)
- February 2008 (3)
- January 2008 (1)
- August 2007 (2)
- July 2007 (3)
- May 2007 (1)
- March 2007 (4)
- February 2007 (3)
- January 2007 (1)
- December 2006 (2)
- November 2006 (1)
- October 2006 (1)
- July 2006 (3)
- June 2006 (2)
- May 2006 (1)
- April 2006 (1)
- January 2006 (1)
- December 2005 (2)