Archive

Archive for the ‘Month’ Category

Review Film Step Up 3 [3D]

November 14, 2010 Leave a comment
Pemain : Rick Malambri, Adam Sevani, Sharni Vinson, Alyson Stoner
Sutradara : Jon Chu
Penulis : Amy Andelson, Emily Meyer
Genre : Drama, Musical
Produser : Patrick Wachsberger, Erik Feig, Adam Shankman, Jennifer Gibgot
Produksi : Summit Entertainment, Touchstone Pictures

Lama bertapa di gunung-nak-nung-beto-klettak-tar-centaran, akhirnya saya kembali nge-blog. Terakhir nonton film dibioskop adalah Step Up 3 di Surabaya Town Square tanggal 1 November 2010 setelah gagal nonton Takers, dan woww baru hari ini mostinginnya. Jon Chu memberi kita visual dan audio yang menarik, jadi biarkan saja sisi naskah dan pengembangan karakternya menjadi pelengkap karena point keren yang saya dapatkan adalah musik dan 3D, ya tanpa musik film ini akan tersimpul buruk. Tapi inilah pertama kalinya saya nonton film yang full musik.
Kedua adalah 3D, lupakan film ini andaikan anda tidak menontonnya dibioskop khusus yang menyediakan fasilitas 3D didalamnya karena Step Up 3D adalah film 3D non-animasi terhebat tahun ini, apalagi jika nontonnya lewat bajakan. Pencerahan ditengah mabuknya boss-boss Hollywood yang serakah dengan hanya meng-convert film 2D ke 3D seperti Alice In Wonderland, Clash Of The Titans dan The Last Airbender, Padahal hasilnya buruk. James Cameron rasa-rasanya perlu me-rental-kan kamera 3D-nya ke sineas yang ingin membuat ketertarikan penonton akan efek 3D. Hey hingga hari ini Sutos XXI masih memutar film ini, satu bukti bahwa masih banyak juga yang menyukai Step Up 3D.
Tiket Bioskop : Title : Step Up 3 (3-D) Date : Monday, 01 November 2010 Time : 14.55 WIB Auditorium : Row C, Seat 10, Studio 03 Location : Surabaya Town Square (SUTOS XXI) Price : IDR 35.000
Share This On :
stLight.options({ publisher:’12345′ });

Review Film Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole 3D

October 19, 2010 Leave a comment
Pemain : Emily Barclay, Abbie Cornish, Essie davis, Adrienne DeFaria, Joel Edgerton, Deborra-Lee Furness, Sacha Horler, Bill Hunter, Ryan Kwanten, Anthony LaPaglia, Helen Mirren. 
Sutradara : Zack Snyder.
Naskah : John Orloff, Emil Stern.
Tanggal Rilis : 28 September 2010 (Indonesia)
Genre : Animasi, Adventure, Family.
Rating : PG.
Durasi : 90 Menit.
Produser : Zareh Nalbandian.
Distributor : Warner Bross.

Melihat seorang sineas muda mulai bersahabat dengan burung hantu dalam bentuk Animasi tiga dimensi mungkin terlihat wajar kecuali dia adalah sineas potensial yang selalu memberi kita sebuah film berating R (hanya diperuntukkan bagi penonton dewasa) dalam seluruh katalog karya sinematik sebelumnya, saya pribadi mengenal sineas kelahiran Wisconsin Amerika Serikat tanggal 1 Maret 1966 ini pertama kali lewat penuturan kisah horror bergenre zombie tentang kekacauan dunia saat wabah mengerikan menyebar kurang dari 24 jam dan membuat milliaran manusia menjadi mayat hidup penuh kegilaan tahun 2004 lalu, sebuah remake dari judul lawas tahun 1978 karya George A Romero dengan title lengkap Dawn Of The Dead. Zack Snyder memulai debut penyutradaraan film layar lebar dengan sesuatu yang berdarah-darah, sekuens yang menegangkan dibangun dengan bayang-bayang brutalitas dari ribuan zombie menjijikkan itu sendiri, mengerikan membayangkan semuanya terjadi begitu cepat, tidak pasti dan tanpa peringatan apapun.

Snyder dianggap sebagai sineas yang kembali mempopulerkan genre Zombie kepermukaan setelah sekian lama terpendam dalam liang lahat, namun di tahun 2007 Snyder merilis film adaptasi dari sebuah komik karangan Frank Miller berjudul 300. Sajian kolosal penuh dengan naluri kekerasan dan berujung perang akbar disebuah celah bukit sempit bernama Thermopylae yang mempertemukan Gerard Butler sebagai Leonidas, pemimpin 300 pasukan Sparta dengan Rodrigo Santoro sebagai penguasa tiran dari Persia beserta jutaan pasukannya yang terdiri dari sekumpulan manusia terlatih, hewan buas dan monster mengerikan serta memadukannya dengan musik rock yang keras. Bantuan teknologi efek visual komputer hampir 90% durasi dan adegan slow-motion setidaknya mengubah intensitas nudity & violence karya kedua Snyder menjadi tampak lebih lugas dan berkelas, visualisasinya lebih mengarah ke art. Namun bagaimanapun itu, 300 tetaplah film brutal dengan pamer visual muncratan darah dimana-mana, kepala dipenggal dan tumpukan mayat bergelimpangan.

Rekam jejak perjalanan Snyder kemudian singgah di Amerika beberapa abad lalu saat ketegangan antara Amerika dan Russia mengalami pasang surut, film noir superhero era klasik yang menguak peristiwa penting tentang siapa pelaku pembunuhan Presiden John F Kennedy, kemenangan Amerika melawan Vietnam dengan bantuan salah satu superhero berwarna biru akibat radiasi nuklir bernama Dr. Manhattan/Jon Osterman (yang diperankan oleh aktor film Almost Famous – 2000, Billy Crudup) adalah sekelumit mengenai komplektisitas film yang di adaptasi dari selusin novel grafis karya Alan Moore dan Zack Snyder berhasil melaluinya dengan bryllian. Eksplorasi yang mengubah tatanan sejarah panjang politik negeri Paman Sam hanyalah bagian luar karena Snyder kemudian mengajak kita untuk lebih intens memasuki wilayah yang lebih spesifik dan lebih kelam yakni sisi kemanusiaan yang ditampilkan begitu getir dan sakit, hampir semua karakter pahlawan ditampilkan mempunyai komplikasi serius diranah itu dan itulah yang membedakannya dengan film Dawn Of The Dead (2004) dan 300 (2007).

Membaca silsilah sinematik sineas dengan aura khas yang kelam ini kemudian mencoba memberi kita sebuah film untuk konsumsi keluarga (khususnya anak-anak dibawah umur) yang bergenre kartun animasi dan didapuk menjadi sajian teknologi tiga dimensi (3-D) adalah pertanda yang mengejutkan, saya membayangkan beberapa burung hantu berseteru dengan cara saling mencabik-cabik hingga tewas dan tabrakan keras helm yang mereka pakai hingga memercikkan api sebelum saya benar-benar menyaksikannya dibioskop (lewat tayangan 3-D) tanggal 04 Oktober lalu di Supermal Pakuwon Indah, Surabaya. Film tentang pertarungan antara yang baik dan yang jahat ini juga sekaligus menambah daftar film animasi tahun 2010 yang rata-rata memang dibuat secara 3-D untuk meraih lebih banyak lagi pemasukan bagi studio, ya karena harga tiket 3-D dua kali lebih mahal ketimbang yang reguler. Sebelumnya ada Hiccup yang berhasil menjinakkan puluhan naga liar dalam How To Train Your Dragon dibulan Maret, menjadikannya salah satu karya terhebat dari Dreamwork meski berada dibawah Kungfu Panda.

Shrek Forever After yang juga karya Dreamwork, pendatang baru yang menghadirkan ribuan makhluk kuning lucu dan imut bernama minions tentang perseteruan abadi dua penjahat untuk menunjukkan siapa yang paling hebat (dalam hal kejahatan) diantara keduanya dalam film Despicable Me yang kemudian disusul oleh Lee Unkrich yang mengarahkan animasi hebat perjalanan panjang persahabatan antara mainan dan majikannya (Andy) dalam mahakarya persembahan dari dedengkot raksasa film animasi, Pixar Animation Studio berjudul Toy Story 3 dengan short filmnya, Day And Night. Mendapati Snyder berada ditengah-tengah ke empat film animasi diatas, serta mengkorelasikannya dengan ketiga karyanya yang penuh dengan kekerasan membuat saya tersenyum dan bertanya-tanya tentang sehebat apakah yang melatarbelakangi Snyder bersedia mengarahkan kisah burung hantu adaptasi dari novel karangan Kathryn Lasky, meski bisa dibilang efek 3-D nya terasa nendang alias eye-popping banget seperti terasa keluar dari layar terutama saat salah satu tokoh burung hantu (Soren) berlatih dibawah badai ditengah lautan.

Selain bergumul dengan genre baru, Snyder juga merilis Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dibulan sepi pasca pesta summer (dari bulan Mei hingga bulan Agustus), Oktober dan itu adalah jadwal baru karena ketiga karya sebelumnya selalu jatuh pada bulan Maret sesuai dengan bulan kelahirannya (dan juga bulan kelahiran saya-promosi, hehe *gak nyambung*) sangat berisiko dan terbukti demikian, Snyder mulai meniru jejak langkah Ice Age 3 : Dawn Of The Dinosaurs yang dirilis dibulan Juli 2009, padahal dua seri Ice Age sebelumnya, Ice Age (2002) dan Ice Age : The Meltdown (2006) sama-sama dirilis bulan Maret, ketiganya secara berurutan menghasilkan box office (wilayah domestik, USA) sebesar 176 juta dollar untuk yang pertama, 195 juta dollar untuk yang kedua dan 196 juta dollar untuk yang ketiga. Sedangkan keempat karya Snyder secara berurutan tahun rilis menghasilkan pendapatan box office sebesar 59 juta dollar untuk Dawn Of The Dead (2004), 210 juta dollar untuk film 300 (2007), 107 juta dollar untuk Watchmen yang dirilis tahun 2009 dan 31 juta dollar pemasukan sementara (minggu kedua hingga 3 Oktober 2010) untuk Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dengan opening hanya sebesar 16 juta dollar saja alias terendah dan lebih rendah ketimbang opening Dawn Of The Dead (26 juta dollar)

Jika saya boleh menerka dan menyimpulkan, Snyder melihat potensi Ga’Hoole seperti melihat 300 versi burung hantu, melihat bahwa The Guardians adalah pasukan Sparta yang jumlahnya sedikit melawan kekuatan gelap yang juga digambarkan memiliki aura mistis yang menyebut dirinya Pure Ones sebagai penguasa lalim, layaknya Xerses dengan kaki tangannya yang jahat dan mistis namun dengan cara yang lebih halus nan lembut yang diwakili oleh karakter burung hantu mungil yang masih berusia belia bernama Eglantine (kalau tidak salah menyebut nama) Begitupula dengan alasan bahwa dia ingin membuat karya yang akan ditonton dan disukai oleh anaknya, okelah itu bisa diterima dan memang terlihat lembut diawal kisah saat kedua golongan baik The Guardians maupun The Pure Ones masih dalam bentuk legenda yang sering diceritakan oleh ayahnya, Noctus (diperankan oleh Hugo Weaving) dan diyakini oleh Soren (diperankan oleh Jim Sturgess) dan seluruh keluarganya kecuali salah satu saudaranya, Kludd (diperankan oleh Ryan Kwanten) yang diakhir kisah akan membelot dan mengabdi menjadi pasukan paling setia Pure Ones pimpinan Metalbeak (diperankan oleh Joel Edgerton).

Namun jangan lupa meski tanpa rating R seperti yang biasa Snyder lakukan, naluri brutalitas dengan nada khasnya juga muncul disini, dia benar-benar mem-back-up 300 kedalam Ga’Hoole lewat pertarungan epic puluhan ksatria tangguh burung hantu yang terbukti masih keras dan ya bayangan saya ternyata menjadi kenyataan, mereka saling mencabik-cabik diudara menggunakan helm bahkan cakar yang dibalut dengan besi yang sangat tajam plus slow-motion menakjubkan minus muncrat darah dan daging berceceran tentunya. Saya lantas membayangkan apa yang akan terjadi jika ini bukan lagi versi untuk konsumsi bocah SD? Dan saya pikir Animal Logic telah berbuat dosa dengan mengotori tangannya karena berani memvisualisasikan kekerasan dalam film ini kecuali aksi kocak film pendek 3-D berjudul Fur Of Flying buatan Warner Bross yang menghiasi layar sebelum film Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole dimulai, sebab bagaimanapun saya belum melihat yang seperti itu di Happy Feat (dirilis tahun 2006) yang lebih bersahabat dengan tari-tarian dan berteman baik dengan Oscar selain karena suasananya yang memang putih bersih. Hanya saja, hasil rendering animasi dari Animal Logic memang terbukti sangat halus dan hidup.

Pembuktian bahwa pertemanan Snyder dengan Burung Hantu ternyata tampil mengesankan plus imbuhan slow-motion beserta chaostic-nya yang menegangkan, hebatnya, perlu diketahui bahwa saat ini Snyder sedang mulai memikirkan sekuel 300 yang berjudul Xerses serta kabar besar saat Sutradara The Dark Knight (2008) dan Inception (2010) yang duduk sebagai Produser film Superman terbaru itu memanggil dan menugaskan Zack Snyder sebagai sutradara film Superman yang ber-sub judul The Man Of Steel yang menurut rencana dari Warner Bross harus sudah dirilis tahun 2012 nanti. Sebelum itu, film terdekat yang kini sudah dalam tahap penyelesaian akhir berjudul Sucker Punch akan dirilis bulan Maret 2011 sekaligus mengembalikan Snyder ke bulan seperti rilisan seluruh film karyanya (kecuali Ga’Hoole) Sucker Punch sendiri banyak yang menyebutnya sebagai Alice In Wonderland with machine gun! Memiliki premis tentang mimpi dunia fantasy lima cewek tangguh, versi lebih atraktif dari karya Christoper Nolan, Inception (2010). Bocoran dari cuplikan trailer yang sudah banyak beredar di internet, banyak hal yang kita lihat disini, seperti campuran buah dalam blender. Ada desingan senjata api dan ratusan selongsongan peluru, pesawat tempur klasik yang bersetting era Perang Dunia, sabetan pedang samurai, gembong mafia berjas-dasi dan bergelut dengan robot canggih bermuka lucu serta semburan api dari mulut naga yang mengerikan, sangat sulit mencari korelasinya kecuali toh dalam mimpi semua hal dapat terjadi. Apakah anda sudah siap menunggu ketiga proyek filmnya hadir dibioskop hingga dua tahun kedepan?

Riwayat Tiket Bioskop : 

Title : Legend Of The Guardians : The Owls Of Ga’Hoole 3-D Date : Monday, 04 Oktober 2010 Time : 12.00 – 13.30 WIB Auditorium : Row B, Seat 10, Studio 02 Location : Supermal Pakuwon Indah/PTC (SUPERMAL XXI) Price : IDR 30.000

Share This Post On :
stLight.options({ publisher:’12345′ });

KH. AHMAD DAHLAN (SANG PENCERAH)

October 14, 2010 7 comments
Pemain : Lukman Sardi, Zaskia A. Mecca, Slamet Rahardjo, Giring (Nidji), Ihsan Taroreh, Ricky Perdana, Mario Irwinsyah, Dennis Adhiswara, Abdurrahman Arif, Sujiwo Tejo, Ikranegara, Yatti Surachman, Agus Kuncoro, Pangky Suwito, Dewi Irawan.
Sutradara : Hanung Bramantyo.
Naskah : Hanung Bramantyo.
Produser : Raam Punjabi.
Durasi : 123 Menit.
Genre : Drama, Biopik, Kolosal.
Tanggal Rilis : 8 September 2010.
Musik : Tya Subiakto.
Produksi : Multivision Plus Pictures.
Tidak banyak film (Indonesia) yang saya tonton dibioskop selama setahun 2010 (hingga Oktober) yang menurut kabar sudah menelurkan lebih dari 50 judul, saya mengawalinya dengan Merah Putih II dan Sang Pencerah. Bukan karena tidak ada lagi judul yang bagus sebelumnya, hanya belum ada kesempatan nonton dibioskop saja. Hanung Bramantyo kembali ke bioskop untuk meramaikan moment Lebaran tahun ini, setidaknya sudah mulai banyak dari kita yang terkondisikan bahwa libur lebaran yang ramai akan ritual arus mudik adalah musim panasnya perfilman Indonesia. Mengangkat seorang tokoh besar organisasi Islam di Indoensia yang kelak pengikutnya sangat banyak sekali, dengan setting lebih dari satu abad yang lalu dan itu butuh keakuratan yang super teliti, baik sumber kisah, kostum, kondisi sosial, lingkungan (bangunan) dan bahasanya. Alangkah indahnya jika film ini memakai 95 % bahasa Jawa disaat visualisasi Jogja jaman dahulu dan musik latarnya sudah sangat indah. Adegan favorit saya adalah saat merobohkan Langgar dan saat Dahlan dimarahi oleh Ibunya tentang dirinya yang dianggap kafir, hanya satu kata, keren!. Saya menyukai karya-karya Hanung sejak Jomblo (2006) dan Catatan Akhir Sekolah (2004), belum nonton Brownies, sih, meski ada sedikit-banyak juga penonton yang kurang menyukai Ayat-ayat Cinta (2007) dan Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Saya nonton film ini tanggal 18 September yang lalu, namun baru sekarang (karena lupa, mungkin?) mereview-nya diblog ini, selain kekurangtahuan saya secara luas tentang Muhammadiyah dan seluk-beluk kisah pendirinya, KH Ahmad Dahlan. Well, ada dua hal yang sangat banyak diungkapkan di film ini, pertama adalah Arah Kiblat dan yang kedua adalah peng-Kafir-an, uniknya ritual Yasin-Tahlil dan selametan hanya ditampilkan sekilas. Saya pikir sindirannya pas dan relevan untuk kondisi akut saat ini yang seenaknya mengkafiri orang dan kekerasan atas nama agama. Apapun itu, sangat menyenangkan rasanya melihat studio satu (yang memutar film ini) disalah-satu bioskop mahal di Jatim (SUTOS XXI) selalu dipenuhi penonton.

Share This Post With : 

stLight.options({ publisher:’12345′ });
Riwayat Tiket Bioskop :

Title : Sang Pencerah
Date : Saturday, 18 September 2010
Time : 14:30 WIB
Auditorium : Row A. Seat 09. Studio 01
Location : Surabaya Town Square (SUTOS XXI)
Price : IDR 35.000;00

FILM DARAH GARUDA : MERAH PUTIH II JELAS LEBIH BAGUS KETIMBANG MERAH PUTIH

September 18, 2010 Leave a comment
Saya menyaksikan momen tujuh belasan dibulan September, apakah mereka salah menyantumkan tanggal edar? tidak meski seharusnya begitu. Film ini jelas hanya menjual nama beken tenaga-tenaga ahli yang di impor dari Hollywood dengan sedikit imbuhan beberapa ledakan disana-sini, bukan ide yang buruk jika hasilnya memang efektif dan mengatrol kualitas isi, saya jadi inget film Ketika Cinta Bertasbih (2009) yang di dalam posternya bertuliskan asli mesir. Hasilnya, Darah Garuda memang lebih meledak-ledak ketimbang Merah Putih, namun jika trilogy ini dianggap sebagai film perang terhebat, monggo kita balik ke tahun 80’an lagi dimana aksi Sylvester Stallone yang sudah terbiasa meledakkan semuanya di film berjudul Rambo itu.
Pemain : Donny Alamsyah, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Darius Sinathrya, Rahayu Saraswati, Atiqah Hasiholan, Astri Nurdin, Ario Bayu, Rudy Wowor, Aldy Zulfikar. Rating : R. Executive Produser : Hashim Djojohadikusumo dan Rob Allyn. Produser : Conor Allyn, Gary L Hayes, dan Jeremy Stewart. Sutradara : Yadi Sugandi dan Conor Allyn. Durasi : 105 menit. Genre : Action,War.
Lantas kapan donk kita bisa bikin film dengan special effect canggih? menggandeng Indutrial Light And magic misalnya, The Last Airbender (M. Night Shyamalan) yang buruk itupun sungguh sangat sulit untuk kita wujudkan. Untuk akting yang membatu dan beberapa hal buruk lainnya mestinya anda tanyakan saja kepada sang sutradara yang tak merubah sama sekali naskahnya, kurang lugas dan kurang meng-Indonesia meski bertema nasionalisme. Well, saya belum bertemu dengan Jenderal Sudirman sama sekali dan saya menginginkan itu difilm ketiga beserta ledakan super dahsyat lainnya.
Share This Post With :
stLight.options({ publisher:’12345′ });

Riwayat Tiket Bioskop :

Title : Darah Garuda (Merah Putih II)

Date : Saturday, 18 September 2010
Time : 12:30 WIB
Auditorium : Row A, Seat 06, Studio 05
Location : Surabaya Town Square (SUTOS XXI)
Price : IDR : 35.000.00

THE DARK KNIGHT, WHY SO SERIOUS?

Apapun itu, superhero juga manusia dan hidup di dunia yang tak seindah khayalan anak kecil. Selalu ada sisi gelap dibalik bersihnya warna putih dan percayalah Alm. Heat Ledger memainkan peran disisi gelap itu dengan sempurna.
Pemain : Christian Bale, (Alm) Heath Ledger, Aaron Eckhart, Michael Caine, Maggie Gyllenhaal, Gary Oldman, Morgan Freeman, Monique Gabriela Curnen, Ron Dean, Cillian Murphy, Chin Han, Nestor Carbonell, Eric Roberts, Ritchie Coster, Anthony Michael Hall, Keith Szarabajka, Colin McFarlane, Joshua Harto, Melinda McGraw, Nathan Gamble. Sutradara : Christopher Nolan. Executive Produser : Kevin De La Noy, Benjamin Melniker, Thomas Tull, Michael E. Uslan. Produser : Lorne Orleans, Christopher Nolan, Charles Roven, Emma Thomas. Durasi : 152 Menit. Naskah : Jonathan Nolan, Christopher Nolan. Genre : Action, Crime, Drama, Thriller. Tagline : Why So Serious“. Rating : PG-13. Tanggal Rilis : 18 Juli 2008 (Indonesia). Sinematografi : Wally Pfister. Musik : James Newton Howard, Hans Zimmer. Film Editing : Lee Smith. Kasting : John Papsidera. Distributor : Warner bross. Pictures
Sejak saya nonton film Batman Begins akhir tahun 2005 lalu hingga The Dark Knight ini, pertama adalah Nolan membuat film Batman berwarna cokelat, warna ini begitu mendominasi selain hitam (gelapnya malam), bahkan seragam Batman yang biasanya berwarna hitam pun juga berwarna cokelat. Saya menganggapnya normal karena ada sebagian sisi dari tubuh kelelawar yang berwarna cokelat, Scarecrow pada dasarnya memang berwarna cokelat, bukan? Kedua, Nolan saya pikir adalah salah satu sineas yang mengubah paradigma film adaptasi komik (yang sejatinya harus tetap komikal) menjadi lebih dewasa dan kelam, Nolan menyodorkan kepada kita (dan keponakan kita) sebuah kenyataan pahit saat Bruce Wayne kecil melihat dengan mata kepala sendiri orang tuanya tewas mengenaskan akibat hal sepele yang lantas membekas dihati hingga menjadi dendam dan efek traumatis yang mendarah-daging. Jadi please deh, jangan sekali-kali mengajak keponakan anda yang masih berusia 5-10 nonton film ini, atau jangan heran jika mereka ketakutan dan mengkerut dikursi bioskop yang empuk itu.
Ketiga, Nolan memberi porsi asupan tema berat untuk kisah Batman, komplektisitas seperti itu sudah dia pakai dan (menurut kabar) berhasil lewat film Memento (2000), sayang sekali Batman Begins adalah awal perkenalan saya dengan sineas film The Prestige (2006) ini. Keempat, The Dark Knight (saya singkat menjadi TDK) didominasi oleh Joker yang alhamdulillah diperankan mendekati sempurna oleh Alm. Heat Ledger, hasil eksperimennya selama berninggu-minggu mengurung diri disebuah hotel untuk mempelajari karakter Joker pantas diganjar piala Oscar, TDK sepenuhnya berisi Joker dengan segala teori chaos dan anarki-nya yang mengerikan. Jack Nicholson sepertinya harus sadar dengan pemeran Joker terbaru ini, kita tidak lagi melihat Joker dengan tawa getir, yang ada kini hanyalah bedak putih joker sangat berantakan, lipstick-nya panjang hanya untuk menutupi luka sayatan silet melalui masa lalu-nya yang misterius.
Kelima, saya kurang menyukai pergantian pemeran Rachel yang diperankan oleh Maggie Gyllenhaal, saat semua pemeran lainnya tidak ada yang diganti (sebelumnya diperankan oleh Katie Holmes) mata sayu-nya membuat film ini menjadi kurang bertenaga. Namun, meski superioritas Heat Ledger sangat mendominasi, Nolan memunculkan karakter Harvey Dent yang semula dari jaksa hingga menjadi Two Face dengan sangat pas yang didukung oleh akting yang tak kalah apik selain Heat Ledger. Keenam, TDK bukanlah sebuah film yang ingin dianggap pinter, sok hebat dan cerdas. Coba kita bayangkan jika hasutan Joker tentang dunia tanpa aturan itu diamini? dan seluruh pemikiran Joker dijadikan panutan, apalagi disaat krisis rasa kemanusiaan sudah semakin parah, saya hanya membayangkan betapa hancurnya peradaban manusia saat itu.
Riwayat Tiket Bioskop : The Dark Knight – Saturday, 13 Juli 2008, Jam 12:00 WIB, Row F, Seat 13, Studio 03, City Of Tomorrow (CITO 21), IDR : 15.000,00

Ketujuh, jika Batman Begins Nolan membuatnya menjadi cokelat, maka TDK justru menjadi biru. Ya semacam campuran antara hitam dan biru, entah warna apa yang akan dipakai untuk Batman 3 kelak. Kedelapan, ada satu promosiunik dari pihak WB dan satu kejadian yang otomatis menjadi promosi gratis suksesnya film ini selain dukungan naskah, action dan akting Heat Ledger, pertama adalah situs fiktif dan bentuk promosi unik lainnya seperti yang sudah mahfum kita ketahui berupa poster, wallpaper komputer, dan lain sebagainya. Promosi otomatis itu adaalah kejadian tragis yang menimpa Heat Ledger, dia meninggal disebuah hotel sesaat setelah menyelesaikan proyek film ini. Kesembilan, seluruh pendukung film ini sangat berpengaruh secara signifikan, saya sih belum nonton film ini yang versi IMAX, namun lewat scoring gubahan Hans Zimmer itu saja sudah cukup mantap, selain itu TDK adalah judul film Batman pertama kali dalam sejarah yang tidak memakai kata Batman. Kesepuluh, selain mengubah paradigma film adapatasi komik yang biasanya komikal, Nolan juga mengubah paradigma bahwa film adapatasi komik dan film action itu juga bisa berkualitas nomer wahid plus sukses secara Box Office pula. Kesebelas, Well Batman versi Nolan (baik Begins maupun TDK) kini menjadi film favorit saya dan mulai belajar menyukai karya Nolan lainnya yang belum saya tonton wa bil khusus film Memento tadi, saya berani bilang bahwa bikin film action itu seharusnya memang seperti ini.

PETUALANGAN BARU KELUARGA PEVENSIE BERSAMA PANGERAN CASPIAN

Pemain : Ben Barnes, Georgie Henley, Skandar Keynes, William Moseley, Anna Popplewell, Sergio Castellitto, Peter Dinklage, Warwick Davis, Vincent Grass, Pierfrancesco Favino, Cornell John, Damián Alcázar, Alicia Borrachero, Simón Andreu, Liam Neeson, Ken Stott, Harry Gregson-Williams, Tilda Swinton Sutradara : Andrew Adamson Naskah : Andrew Adamson, Christopher Markus, Stephen McFeely Tanggal Rilis : 15 Mei 2008 (Indonesia) Genre : Action, Adventure, Family, Fantasy Tagline : A new age has begun Rating : PG Durasi : 150 Menit Distributor : Walt Disney Pictures Executive Produser : Perry Moore Musik : Harry Gregson-Williams

Satu hal pasti yang menyamakan antara J.K. Rowling pencipta berjilid-jilid kisah dunia sihir Harry Potter, J.R.R. Tolkien dengan Lord Of The Ring-nya yang dahsyat nan megah serta C.S. Lewis si pengarang kisah Narnia yang dipimpin oleh singa bijak, Aslan (disuarakan oleh Liam Neeson), tak lain adalah kekuatan imajinasi mereka. Saya mungkin melewatkan kisah pertamanya yang dirilis akhir tahun 2005 itu, berbarengan dengan Kingkong dan waktu itu saya lebih memilih melototin kera setinggi 10 meter itu berkelahi dengan T-Rex. Dapet traktiran nonton dari saudara sepupu yang sedang merayakan hari ulang tahun di Supermal 21 untuk film bertitle lengkap The Chronicles Of Narnia : Prince Caspian berhasil mengubah pendapat saya terhadap film ini, pilihan film sebelumnya adalah Speed Racer dan saya mulai menyukai suara khas Neeson yang kharismatik itu.

Bioskop : The Chronicles Of Narnia : Prince Caspian – Sunday, 18 Mei 2008, 14:45 WIB, Row H, Seat 20, Studio 01, Supermal Pakuwon Indah (SUPERMAL 21), IDR : 25.000

Mungkin cukup berlebihan, tapi ini nyata, sejak nonton sekuel film ini saya tambah penasaran sekuel ketiganya bakal seperti apa. dan wooww ini adalah pertama kali dalam sejarah saya baca novel! dan itu adalah Narnia dengan judul The Voyage Of The Dawn Treader, saya menyelesaikannya dalam waktu semalam. Kembali ke film, agak disayangkan meski asupan actionnya bertambah, villain kali ini justru “hanya” dari golongan manusia biasa sehingga saya pikir bagaimanapun pertempuran akan berakhir kurang seimbang. Penyelamat film ini tentu adalah Aslan si singa agung penunggu Narnia itu, hanya saja anda harus menunggu untuk bertemu dengannya, selanjutnya adalah scoring megah gubahan Harry Gregson-Williams dan persembahan manis (berupa lagu) dari Regina Spektor diujung kisah. Oh ya meski banyak desingan pedang mengiris-miris dan korban mulai berjatuhan, tapi toh film ini memang ditujukan buat kalangan muda, saya tidak melihat pertumpahan berdarah disini, setidaknya secara visual.

MANUSIA STRIKAAN (IRON MAN) ITU BUKAN SUPERHERO

Pemain : Robert Downey Jr, Terrence Howard, Jeff Bridges, Gwyneth Paltrow, Leslie Bibb, Shaun Toub, Faran Tahir, Clark Gregg, Bill Smitrovich, Sayed Badreya, Paul Bettany, Jon Favreau, Peter Billingsley, Tim Guinee, Will Lyman, Tom Morello. Sutradara : John Favreau. Naskah : Mark Vergus, hawk Ostby, Art Marcum. Executive Produser : Avi Arad, Peter Billingsley, Louis D’Esposito, John Favreau, Stan Lee, David Maisel. Genre : Action, Adventure, Sci-Fi, Thriller, Comic. Tanggal Rilis : 30 April 2008 (Indonesia). Rating : PG-13. Durasi : 126 Menit. Musik : Ramin Djawadi. Distributor : Paramount Pictures
Sejak berangkat dari rumah selepas belajar praktek kuliah tentang saham dan obligasi di Bursa Efek Surabaya (lantai atas Bank Mandiri), saya memang ingin menyempatkan diri untuk memahami perjalanan kisah milliarder jenius jago soal teknologi yang kelak akan menjadi salah satu superhero selain yang sudah malang-melintang membekuk begundal-tengik dijalanan, mirip dengan kisah Batman Begins karya Nolan dan saya menyebut Iron Man ini sebagai Manusia Setrikaan. Dari premis yang saya peroleh sebelum nonton, kok saya langsung pesimis ya terutama khusus pengkategorian superheronya. Konflik yang dibangun hanyalah masalah internal (berupa perebutan kekuasaan) didalam tubuh Stark Industries saja, bahkan Tony Stark lebih bermasalah dibandingkan itu semua. Saya belum sempat menyelesaikan film ini hingga endingnya karena saat Tony Stark berhasil kabur dari penjara ditengah gurun menggunakan robot buatan yang dirakit dari berbagai benda plus menciptakan energi baru (yang dikabarkan setingkat nuklir) sebagai alat pemicu jantung yang dia tanamkan didadanya, kakak saya sudah menunggu diparkiran Mall ngajakin pulang. Well, ini adalah pengalaman pertama kali bagi saya meninggalkan bioskop saat film baru berjalan 20 menit-an, bukan karena jelek melainkan karena sesuatu hal. Akhirnya sebelum keluar dari studio, dalam hati saya terbesit bahwa Iron Man bukanlah karakter superhero kecuali kelak terbukti sebaliknya.


Riwayat Tiket Bioskop : Iron Man – Friday, 16 Mei 2008, 19:15 WIB, Row E, Seat 05, Studio 03, Plaza Surabaya/Delta Plaza (DELTA 21), IDR : 15.000,00

TRANSFORMERS

March 26, 2008 Leave a comment
Riwayat Tiket Bioskop : Transformer – Tuesday, 10 Juli 2007, 16:30 WIB, Row F, Seat 10, Studio 4, Royal Plaza (ROYAL 21), IDR : 15.000

Saya sangat senang sekali saat mendengar salah satu serial TV favorit saya dulu waktu kecil kini akan dibuat versi live action dengan menugaskan sineas slam-bang yang sukses membuat bising plus mengharukan, Armageddon tahun 1998 yang lalu, memporak-porandakan pelabuhan di Pearl Harbour (2001) dan suka menghancurkan hingga berkeping-keping apapun dijalanan (Bad Boys II-2003 dan The Island-2005) dipantau langsung oleh Steven Spielberg si jago fiksi-ilmiah sutradara E.T (1982), A.I (2001), Jurassic Park (2001) dan War Of The World (2005) lantas bagaimanakah hasilnya? saya hanya terganggu dengan konsep nerd yang kebetulan juga diangkat Die Hard 4 distudio sebelah selain karena adegannya kelewat cepat dan sedikit menyilaukan, okelah yang kedua memang ciri khas Micahel Bay tapi untuk yang pertama saya tidak tau apa yang dipikirkan olehnya, mungkin dia ingin sedikit bermain-main? jika memang demikian, mengapa tidak memasang Will Smith saja yang jago komedi. Saya suka film Bad Boys (1995) terutama sekuelnya, Bad Boys II (2003), separuh durasi mereka (Will Smith dan Martin Lawrence) berimpovisasi dan itu berhasil.

Well, saya menyukai dialog Tyrese Gibson saat memasuki laboratorium mini tempat uji coba kekuatan The Cube terutama menyoal bekas sabetan didinding berlapis baja itu, agak garing sih entah kenapa itu sangat menghibur dari semua dialog lucu dari film ini. Meski saya membenci cara Micahel Bay meng-eksekusi Megatron dibagian ending, tapi point positif saya berikan buat scoring buatan Steve Jablonsky dan lagu mantep berjudul “What I’ve Done” dari group heavy-metal, Linkin Park, pengaruhnya sangat terasa terutama saat adegan penyerbuan robot Scorponox dipadang pasir, woww peralatan tempur Amerika superior nan canggih banget, hehe.. Oh ya, masih ada dua kesan lagi. Pertama, saat penonton lain bilang kalau Megan Fox itu sangat seksi, saya kok ngelihatnya biasa-biasa aja ya? dan yang kedua, seluruh penonton distudio pada rame karena film tiba-tiba putus ditengah jalan selama 10 menit-an, ah Joni telat nih nganterin roll filmnya.

DIE HARD 4.0, JOHN MCLAINE BAGAI JAM ANALOG DI ERA DIGITAL

March 26, 2008 Leave a comment
Pemain : Bruce Willis, Timothy Olyphant, Justin Long, Maggie Q, Cliff Curtis, Jonathan Sadowski, Andrew Friedman, Kevin Smith, Yorgo Constantine,Yorgo Constantine, Cyril Raffaelli, Chris Palermo, Mary Elizabeth Winstead, Sung Kang, Zeljko Ivanek, Christina Chang, Jake McDorman, Rosemary Knower. Sutradara : Len Wisman. Executive Produser : Arnold Rifkin, William Wisher Jr. Durasi : 128 Menit. Naskah : Mark Boomback, David Marconi. Genre : Action, Crime, Thriller. Rating : PG-13. Tanggal Rilis : 4 Juli 2007 (Indonesia). Tagline : “Yippee Ki Yay Mo” – John 6:27. Distributor : Twentieth Century Fox Film Corporations.
Riwayat Tiket Bioskop : Live Free Or Die Hard (Die Hard 4.0) – Tuesday, 10 Juli 2007, 13:30 WIB, Row F, Seat 07, Studio 01, ROYAL 21, IDR : 15.000,00

Bruce Willis dan Die Hard adalah pasangan serasi sejak era 80’an, selalu berada ditempat dan waktu yang salah namun berlanjut dengan aksi nekat mengikuti insting. Semuanya berhasil meski harus ditempuh dengan susah payah, hanya seja perlu diingat bahwa Willis (lewat film ini) adalah tokoh superhero real Amerika. Dia sakti mandraguna, tahan peluru, dan mampu menghancurkan pesawat tempur F-35 dengan tangan kosong, namun bermasalah dengan keluarga, dia sudah lama menyendiri dan kurang akur dengan anaknya sendiri (Lucy, diperankan oleh Mary Elizabeth Winstead), tambah urakan, serta sangat gaptek. Bagian terakhir inilah yang menjadi tema utama Die Hard 4 yang berjudul Die Hard 4.0 atau Live Free Or Die Hard, John McLaine (Willis) bagaikan jam analog di era digital dan berteman dengan hacker muda (Matthew Farrel, diperankan oleh Justin Long),  untuk mempermudahnya membekuk villain terbarunya yang berprofesi sebagai hacker (Thomas Gabriel, diperankan oleh Timothy Olyphant) sekaligus menyelamatkan anaknya yang disandera.

Apa yang akan dilakukan oleh seorang hacker jahat yang mampu menguasai seluruh jaringan di negara sebesar Amerika? semuanya seperti sangat mudah dan menegangkan, mengontrol traffic light sesuka hati, meledakkan PLTU hanya dari sebuah laptop berukuran 13 inci, namun bukan McLaine namanya jika tidak bisa melewati itu semua. Adegan favorit saya adalah ketika Matt dan McLaine terjebak diterowongan lalu tiba-tiba sebuah mobil melayang dan… kaboooomm, kerenn! Sebenarnya banyak hal yang tidak masuk akal disini, tapi daya actionnya lumayan berhasil menutupi itu. Enjoy!

AKHIR PETUALANGAN KAPTEN SLEBOR, JACK SPARROW

March 26, 2008 Leave a comment
Riwayat Tiket Bioskop : Pirates Of The Caribbean : At’s World End – Wednesday, 30 Mei 2007, 11:00 WIB, Row D, Seat 09, Studio 01, Malang Town Square (MATOS 21), IDR : 15.000,00

Seperti halnya Trilogy Matrix karya Wachownski brother yang melakukan syuting film Matrix 2 (Reloaded) dan Matrix 3 (Revolution) secara back-to-back dan menghasilkan dua perbedaan jauh baik dari segi kualitas dan kuantitas, Reloaded mendapat respon sangat positif dari kritikus karena muatan filosofinya yang berat dan memerlukan intelegensia yang cukup untuk memahaminya. Artinya, semua itu tidaklah mudah dicerna. Penggabungannya dengan action yang entertaining (terutama car chase dijalan tol 101) berhsil mengeruk uang penonton hingga 281 juta dollar (domestik) dan itu jelas berbanding terbalik dengan kenyataan difilm ketiga. Akhir kisah kapten slebor, Jack Sparrow juga dibuat dengan teknik yang sama dan sialnya juga mendapat respon yang sama. Ya Dead Man Chest (2006) dan At’s world End (2007) dibuat secara bersamaan namun dirilis ditahun yang berbeda, jika yang kedua berhasil menjulang langit ditangga Box Office sebanyak 423 juta dollar (sekaligus menjungkalkan Superman Returns) maka yang ketiga seperti langsung terjerumus termakan Kraken yang dikisahkan terbunuh disini (309 juta dollar). Saya pikir Gore Verbinsky terlalu gegabah merilis film ketiga ini langsung ditahun setelahnya, bahkan peran Chow Yun Fat (Sao Feng) dan kembalinya Geoffrey Rush (Barbossa) serta cameo gitaris Rolling Stones, Keith Richard (Teague) yang menjadi isnpirasi Johnny Depp untuk menjiwai karakter Jack Sparrow sama sekali tidak membantu mendulang untung secara box office (beserta respon positif dari kritikus) untuk menyamai seri keduanya, melihat Naomi Harris (Tia Dalma) yang tidak lain adalah Calypso (monster kepiting) yang merubah akhir kisah ini menjadi perang akbar antara ratusan kapal penjajah inggris dan beberapa kapal gabungan pembajak terkenal seluruh dunia dengan pusaran lautnya yang ganas, tapi coba berapa kapal yang berperang saat pusaran raksasa ini sedang mengamuk?

Pemain : Johnny Depp, Geoffrey Rush, Orlando Bloom, Keira Knightley, Jack Davenport, Bill Nighy, Jonathan Pryce, Lee Arenberg, Mackenzie Crook, Kevin McNally, David Bailie, Stellan Skarsgård, Tom Hollande, Naomie Harris, Martin Klebba, David Schofield, Lauren Maher, Dermot Keaney. Sutradara : Gore Verbinski. Produser : Jerry Bruckheimer. Durasi : 169 Menit. Naskah : Tedd Elliot, Terry Rossio. Genre : Action, Adventure, Fantasy. Musik : Hans Zimmer. Distributor : Walt Disney Pictures.